Abris sous roche merupakan gua yang dipakai sebagai tempat tinggal manusia prasejarah. Pada waktu itu manusia belum mengenal tempat tinggal tetap. Gua-gua tersebut lebih menyerupai ceruk-ceruk di dalam batu karang yang memberi perlindungan dari hujan dan panas. Di dalam dasar gua-gua terdapat banyak peninggalan kebudayaan, dari jenis Paleolitikum sampai dengan Neolitikum, namun sebagian besar dari zaman Mesolitikum.
Penyelidikan terhadap abris sous roche pertama kali dilakukan oleh van Stein Callenfels. Penyelidikan tersebut dilakukan di Gua Lawa dekat Sampung, Ponorogo, Jawa Timur antara tahun 1928-1931.
Dari penyelidikan terhadap abris sous roche, van Stein Callenfels menemukan jenis-jenis peralatan dari tulang. Peralatan tersebut dikenal dengan istilah Sampung Bore Culture. Penelitian terhadap abris sous roche juga dilakukan oleh Dr. Hendrik Robbert van Heekeren pada tahun 1937. Heekeren mengadakan penyelidikan di wilayah Besuki dan Bojonegoro serta kebudayaan Toala di Sulawesi Selatan.
Hasil kebudayaan Toala yang utama adalah flakes dan alat-alat dari tulang. Bentuk kebudayaan Toala, misalnya ujung mata panah yang bergerigi. Kebudayaan Toala tersebut merupakan kebudayaan Mesolitikum yang berlangsung sekitar tahun 3000 sampai 1000 SM. Abris sous roche juga ditemukan di daerah Lomoncong, Sulawesi Selatan, yaitu Gua Leang Patae yang di dalamnya banyak ditemukan flakes, ujung mata panah yang sisi-sisinya bergerigi, dan pebble. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendukung kebudayaan Mesolitikum adalah bangsa Papua Melanesoid.
Selain peralatan, ditemukan hasil kebudayaan lain berupa karya seni berupa gambar. Heekeren mengatakan bahwa gambar tersebut dimungkinkan telah berumur lebih dari 4.000 tahun, atau pada zaman peralihan dari Mesolitikum ke Neolitikum. Adapun bentuk kesenian Mesolitikum yang ditemukan diuraikan berikut ini.
(1) Lukisan pada kapak berupa garis sejajar dan lukisan mata. Namun, makna lukisan tersebut belum diketahui secara pasti.
(2) Lukisan di dinding-dinding gua, seperti yang terdapat di Gua Leang-Leang Sulawesi Selatan. Lukisan tersebut berupa gambar babi hutan sedang lari. Selain itu, di Gua Leang-Leang, juga ditemukan lukisan cap tangan berwarna merah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar