Sejarah muncul dan berkembangnya bumi dapat diketahui melalui bantuan ilmu geologi. Ilmu geologi adalah ilmu yang mempelajari kulit bumi. Para ahli membuat pembabakan sejarah perkembangan bumi menjadi empat zaman, yaitu Arkaekum, Paleozoikum, Mesozoikum, dan Neozoikum. Tiap-tiap zaman tersebut memiliki ciri dan karakteristik tersendiri. Berikut ini uraian pembabakan zaman dan kehidupan awal terbentuknya serta perkembangan bumi.
a. Arkaekum
Zaman Arkaekum berlangsung sekitar 2.500 juta hingga 1.200 juta tahun yang lalu. Zaman Arkaekum merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Pada zaman ini, bumi masih berupa bola dengan gas yang sangat panas, sehingga belum memungkinkan adanya kehidupan. Suhu bumi mencapai 6.000°C dan suhu awan panasnya mencapai sekitar 300°C — 400°C. Kulit bumi yang masih panas tersebut menyebabkan bumi belum ada penghuninya. Masa ini berlangsung selama 2.500 juta tahun.
b. Paleozoikum
Zaman Paleozoikum berlangsung sekitar 340 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini, suhu di bumi sudah mengalami penurunan, namun belum stabil, sehingga iklim masih sering berubah-ubah. Kondisi bumi masih sangat labil dalam proses pembentukannya.
Paleozoikum disebutjuga sebagai zaman primer atau zaman pertama karena sudah mulai muncul kehidupan. Jenis kehidupan yang ada di zaman Paleozoikum adalah protozoa, ikan, dan amfibi tertua, serta jenis ganggang atau rumput-rumputan. Kesimpulan ini didasarkan pada penemuan sisa-sisa kehidupan yang telah membatu (menjadi fosil). Zaman ini dibagi menjadi enam periode. Berdasarkan urutan periodisasi dari yang paling tua, yaitu Kambrium, Ordovisium, Silur, Devon, Karbon, dan Perm.
c. Mesozoikum
Zaman Mesozoikum berlangsung sekitar 140 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini perkembangan kehidupan sangat pesat. Kehidupan terutama didominasi oleh kehidupan reptil raksasa, sehingga zaman ini disebut juga zaman reptil atau zaman sekunder atau zaman kedua. Jenis-jenis reptil raksasa, antara lain dinosaurus yang panjangnya mencapai 12 meter dan antlantosaurus yang panjangnya mencapai 30 meter. Pada zaman ini mulai tampak jenis-jenis burung dan hewan menyusui yang tingkatannya masih rendah.
Zaman Mesozoikum ditandai dengan aktivitas tektonik, iklim, dan evolusi. Benua-benua secara perlahan mengalami pergeseran dari saling menyatu satu sama lain menjadi seperti keadaannya saat ini. Pergeseran ini menimbulkan spesiasi dan berbagai perkembangan evolusi penting lainnya. Pada masa ini pula muncul pohon-pohon besar dan iklim mulai lebih baik dari zaman sebelumnya, meskipun secara umum zaman ini suhu bumi belum stabil.
Zaman Paleozoikum dibagi menjadi tiga periode, yaitu Trias, Jura, dan Kapur. Pembagian periode ini diawali oleh Giovanni Arduino pada abad ke-18. Pada akhir zaman ini, dinosaurus, ichtiyosaurus, pterosaurus, plesiosaurus, amonit, dan belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang menjadi banyak bentuk yang berlainan.
d. Neozoikum
Zaman Neozoikum atau Kainozoikum berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu. Zaman ini ditandai dengan keadaan fisik atau iklim di bumi yang sudah membaik. Neozoikum atau Kainozoikum dibagi menjadi menjadi dua zaman, yaitu zaman Tersier dan zaman Kuartier.
1) Zaman Tersier
Pada zaman Tersier berkembang pesat jenis kehidupan, seperti primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta. Selain itu, hewan menyusui mengalami perkembangan sangat pesat, sedangkan kelompok reptil lambat laun mulai lenyap.
Zaman Tersier dibagi menjadi lima masa, yaitu Paleosen, Eosen, Oligosen, Miosen, dan Pliosen. Pada zaman ini, secara umum bumi dikuasai oleh hewan-hewan raksasa menyusui. Setelah masuk zaman Kuarter Awal atau mulai adanya manusia bumi pertama, bumi dapat dikuasai oleh manusia. Hal itu karena manusia purba mempunyai kelebihan dalam menggunakan akalnya daripada hewan purba. Akhirnya, secara berangsur-angsur manusia purba dapat menguasai seluruh alam yang tampak dari tahap-tahap perkembangan budayanya.
2) Zaman Kuarter
Zaman Kuarter merupakan zaman terakhir dari sejarah geologi bumi. Zaman ini dianggap sebagai zaman terpenting bagi sejarah bumi. Pada zaman Kuarter, semua bentuk kehidupan di bumi (darat, laut, dan udara) berkembang. Kondisi tersebut ditandai dengan muncul kehidupan manusia di bumi. Secara keseluruhan zaman Kuarter dibagi menjadi dua masa, yaitu Plestosen dan Holosen.
a) Plestosen
Masa Plestosen dikenal juga dengan zaman Dilluvium. Masa Plestosen berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu dan merupakan awal munculnya manusia purba di bumi. Plestosen dibagi menjadi tiga, yaitu Plestosen Atas (awal), Plestosen Tengah, dan Plestosen Bawah (akhir). Pada masa Plestosen, Pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan masih menyatu dengan daratan Asia, sedangkan Indonesia timur menyatu dengan Australia. Pada masa Plestosen, suhu bumi mengalami penurunan sangat drastis sehingga es yang ada di Kutub Utara meluas. Zaman ini disebut juga zaman es. Ketika suhu bumi meningkat, sebagian es kemudian mencair atau dikenal dengan zaman interglasial.
Pencairan es di kutub mengakibatkan pulau-pulau di Indonesia terpisah dengan daratan Asia atau Australia oleh lautan. Wilayah daratan yang terendam oleh air laut. Bekas daratan Asia yang sekarang menjadi dasar laut disebut Paparan Sunda, sedangkan bekas daratan Australia yang terendam air laut disebut Paparan Sahul. Kedua paparan tersebut dipisahkan oleh zona Wallace (garis Wallace). Garis Wallace merupakan garis batas fauna (zoogeografis). Fauna Indonesia yang berada di sebelah barat memiliki banyak kemiripan dengan fauna di Asia, sedangkan di sebelah timur faunanya memiliki kesamaan dengan fauna di Benua Australia. Pada masa ini, hewan-hewan yang berbulu tebal seperti mamouth (gajah besar berbulu tebal) mampu bertahan hidup.
b) Holosen
Masa Holosen disebut juga dengan zaman Alluvium. Masa ini berlangsung sekitar 20.000 tahun yang lalu. Pada zaman ini, suhu bumi mulai stabil dan masa es berakhir. Dampak mencairnya es adalah meluasnya permukaan air, sehingga menenggelamkan dataran-dataran rendah. Pada masa ini Kepulauan Indonesia telah terbentuk dan tidak lagi menyatu dengan Asia ataupun Australia.
Pada zaman Holosen sudah tidak ada lagi jenis manusia purba yang melakukan migrasi dari Asia ke Indonesia. Zaman Holosen juga ditandai dengan munculnya kehidupan manusia jenis Homo sapiens. Manusia purba jenis Homo sapiens memiliki kesamaan ciri-ciri dengan manusia sekarang.
Pada masa Kuarter banyak hidup manusia purba di Indonesia. Hal itu terbukti dengan banyak ditemukannya fosil-fosil manusia purba pada lapisan Plestosen. Berikut ini tabel mengenai penemuan fosil manusia purba pada zaman Kuarter, baik Holosen maupun Plestosen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar