Kamis, 12 Mei 2016

Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial

Dengan melihat teori-teori tentang perubahan sosial yang dikemukakan di atas, dapat diketahui hal-hal yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Soekanto mengelompokkan faktor-faktor yang menyebabkan penibahan sosial dalam dua golongan besar, yaitu faktor yang berasal dari dalam masyarakat sendiri (faktor internal) dan faktor yang bersumber dari luar masyarakat (faktor eksternal).
a. Faktor Internal
1) Bertambahnya atau berkurangnya penduduk
Pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat dapat menyebabkan perubahan dalam struktur masyarakat seperti munculnya kelas sosial yang baru dan profesi yang baru.
Sementara itu, berkurangnya jumlah penduduk bisa jadi disebabkan perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari satu daerah ke daerah lainnya (transmigrasi, urbanisasi). Perpindahan ini akan mengakibatkan kekosongan dalam pembagian kerja dan jumlah angkatan kerja. Kondisi ini akan memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.
2) Adanya penemuan haru
Tuntutan zaman yang selalu berubah menjadi pemicu individu-individu yang sadar akan kekurangan budaya masyarakatnya untuk menemukan cara memenuhi berbagai kebutuhan melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses penemuan baru ini dinamakan inovasi. Penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan dibedakan menjadi dua, yaitu discovery dan invention.
Inovasi akan berpengaruh luas pada kehidupan masyarakat. Pengaruh itu berdampak pada terciptanya perilaku sosial dan adat istiadat yang baru dalam masyarakat tersebut. Selain itu, inovasi juga akan menggeser nilai-nilai dan norma-norma sosial yang telah lama ada dalam masyarakat.
Contoh:
Penemuan telepon telah mengubah pola dan cara berkomunikasi masyarakat. Dulu, masyarakat yang jaraknya berjauhan tidak dapat berkomunikasi secara langsung dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun, dengan adanya telepon masyarakat bisa berkomunikasi pada saat itu juga, bahkan dengan yang jaraknya berjauhan tanpa harus bertatap muka.
3) Pertentangan/konflik masyarakat
Dalam masyarakat yang heterogen dan dinamis, pertentangan mungkin saja terjadi antara individu dengan kelompok atau antara kelompok-kelompok tertentu. Apalagi, pada masyarakat yang sedang berkembang dari tahap tradisional ke modern. Pertentangan ini misalnya antara golongan muda yang menganut nilai-nilai baru karena menerima unsur-unsur baru dari kebudayaan lain (contohnya kebudayaan barat) dengan golongan tua yang umumnya ingin mempertahankan nilai-nilai, tradisi, dan kebudayaan tradisional. Konflik ini akan menimbulkan perubahan nilai-nilai, pola perilaku, dan interaksi yang baru di masyarakat tersebut.
Contoh:
Westernisasi di kalangan anak-anak muda cenderung menimbulkan konflik dengan orang-orang tua. Kalangan tua memandang kebudayaan barat tidak cocok dengan tradisi dan nilai-nilai bangsa Indonesia, tapi lambat laun bisa diterima walaupun terjadi konflik.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Perubahan yang terjadi secara cepat dan mendasar oleh individu atau kelompok akan berpengaruh besar pada struktur masyarakat dan lembaga-lembaga kemasyarakatan, mulai dari lembaga negara sampai keluarga. Contoh:
Revolusi Prancis yang merupakan pemberontakan masyarakat kelas bawah Prancis. Mereka merasa tertindas oleh kekuasaan raja yang pada saat itu bertindak sewenang-wenang.
5) Ideologi
Ideologi bisa diartikan sebagai seperangkat kepercayaan, nilai, dan norma yang saling berhubungan, yang dapat mengarahkan masyarakat pada tujuan tertentu. Ideologi memainkan peran yang cukup besar dalam membentuk arah perubahan sosial. Biasanya, ideologi ini dituangkan ke dalam kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang menganut salah satu dari ideologi tersebut.
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia
Penyebab perubahan yang bersumber dari lingkungan alam fisik, kadang kala disebabkan oleh masyarakat itu sendiri. Terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor, gempa bumi, dan lain-lain menyebabkan masyarakat yang semula mendiami daerah bencana tersebut terpaksa harus pindah dan mencari tempat tinggal baru. Perpindahan tersebut membuat mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Hal tersebut akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada lembaga-lembaga masyarakat.
2) Peperangan
Peperangan bisa menyebabkan terjadinya perubahan baik pada lembaga masyarakat maupun struktur masyarakatnya. Biasanya negara yang menang akan memaksakan nilai, cara, dan lembaga masyarakat yang dianutnya kepada negara yang kalah.
3) Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Di zaman yang semakin terbuka ini, ketika teknologi informasi dan komunikasi semakin maju, tidak ada negara atau masyarakat di dunia yang dapat menutup dirinya dari interaksi dengan bangsa atau masyarakat lain. Interaksi yang dilakukan antara dua masyarakat atau bangsa mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik, memengaruhi dan menerima pengaruh. Dengan demikian, interaksi yang terjadi akan menimbulkan nilai-nilai budaya yang baru sebagai hasil asimilasi atau akulturasi kedua budaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar