Minggu, 08 Mei 2016

Zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum dan Megalitikum

Zaman Paleolitikum disebut juga dengan zaman batu tua. Pada zaman ini, manusia hidup secara nomaden dalam kumpulan kecil untuk mencari makanan dengan berburu ataupun mengumpulkan makanan dari hutan. Manusia purba pada masa ini menggunakan batu, kayu, dan tulang hewan untuk membuat peralatan berburu. Hasil kebudayaan Paleolitikum memiliki ciri-ciri, antara lain:
a) peralatannya terbuat dari batu yang dikerjakan secara kasar, dan
b) peralatannya yang dihasilkan tidak diasah atau dihaluskan.
Zaman Paleolitikum berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu, yaitu pada zaman Plestosen. Daerah penemuan hasil kebudayaan Paleolitikum adalah Ngandong dan Pacitan.

Mesolitikum
Mesolitikum berasal dari bahasa Yunani terdiri atas kata mesos yang berarti tengah dan lithos yang berarti batu atau zaman batu Pertengahan. Kebudayaan Mesolitikum merupakan kelanjutan dari kebudayaan Paleolitikum. Ciri kebudayaan Mesolitikum tidak jauh berbeda dengan kebudayaan Paleolitikum. Pada zaman Mesolitikum, manusia sudah ada yang menetap, sehingga kebudayaan Mesolitikum sangat menonjol. Ciri Mesolitikum adalah kebudayaan kjokkenmoddinger dan abris sous roche.

Neolitikum
Neolitikum merupakan zaman batu baru yang diperkirakan berlangsung kira-kira tahun 2000 SM. Pada zaman Neolitikum, hasil-hasil kebudayaan yang ditemukan sudah ada indikasi kepandaian mengasah dari manusia pendukungnya. Pengerjaannya juga sudah mulai memperhatikan segi-segi keindahan.
Terjadi perubahan yang mendasar pada zaman Neolitikum. Pada masa ini, manusia yang sebelumnya sekadar pengumpul makanan, mulai menjadi penghasil makanan dengan melakukan bertani dan beternak. Mereka tidak lagi hidup berpindah-pindah (nomaden), tetapi relatif telah menetap dan tinggal di perkampungan kecil. Jadi, zaman Neolitikum ditandai dengan pola kehidupan dari food gathering ke food producing. Pola hidup mengembara sudah berubah menjadi pola hidup menetap. Kebudayaan zaman Neolitikum memiliki dua peralatan yang popular, yaitu kapak persegi dan kapak lonjong.

Megalitikum
Megalitikum berasal dari kata bahasa Yunani, yaitu megalitik. Kata mega berarti besar dan lithos berarti batu. Jadi, Megalitikum merupak.an zaman batu besar. Dikatakan zaman batu besar karena pada zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan yang terbuat dan bath-batu besar. Kebudayaan ini kemungkinan berkembang setelah berkembangnya budaya logam. Hasil-hasil kebudayaan Megalitikum lebih difungsikan sebagai penunjang kehidupan religius. Hasil-hasil kebudayaan Megalitikum diuraikan berikut ini.

a) Menhir
Menhir adalah bangunan tugu batu yang didirikan sebagai penghormatan terhadap roh nenek moyang. Menhir juga menjadi tempat untuk memperingati kepala suku yang telah meninggal. Menhir dalam pembuatannya ada yang didirikan tunggal, namun ada pula yang ditempatkan bersamaan dengan punden berundak.

b) Dolmen
Dolmen adalah bangunan dari batu yang menyerupai meja yang biasanya berkaitan dengan menhir. Dolmen berfungsi sebagai tempat meletakkan sesaji kepada nenek moyang.

c) Punden berundak
Punden berundak adalah bangunan yang terbuat dari batu yang disusun bertingkat-tingkat. Punden berundak difungsikan sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal.

d) Sarkofagus
Sarkofagus berbentuk seperti lesung, namun mempunyai tutup. Sarkofagus umumnya terbuat dari batu utuh. Sarkofagus biasanya disertai dengan bekal kubur seperti periuk atau perhiasan. Benda ini banyak ditemukan di Pulau Bali.

e) Waruga
Waruga berbentuk kubus atau bulat. Waruga banyak ditemukan di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar