Kamis, 12 Mei 2016

Pengertian Kelompok dan Asosiasi

Kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antarkelompok, dan kesadaran jenis.
Menurut Bierstedt, ada empat macam kelompok.
a. Kelompok statis, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh:
Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
b. Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
c. Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.
Contoh:
Kelompok pertemuan, kerabat.
d. Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak, dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal.
Contoh:
Negara, sekolah, OSIS, pramuka.
Bergabung dengan sebuah kelompok bisa merupakan sesuatu yang kebetulan atau merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial.
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat inteligensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.
Perilaku kelompok, sebagaimana halnya semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya. Norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok.
Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada saat seseorang berperilaku tertentu, pihak lain menilai kepantasan atau ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku altematif (secara langsung atau tidak langsung). Kumpulan interaksi inilah yang membentuk norma sebagai `kesepakatan' bersama.
Selain itu, menurut Robert Bierstedt, berdasarkan keteraturannya terdapat bermacam-macam jenis kelompok.
a. Kelompok sosial yang teratur
1) In-group dan out-group
In-group adalah kelompok sosial di mana individu mengidentifikasi dirinya dalam kelompok tersebut. Sifat in-group biasanya didasarkan pada faktor simpati dan kedekatan dengan anggota kelompok. Misalnya, Putri adalah siswi kelas 1A SMA Harapan Pertiwi, maka yang menjadi in-group Putri adalah kelas 1A. Out-group adalah kelompok yang diartikan oleh individu sebagai lawan in-groupnya. Dengan kata lain kelompok yang berada di luar kelompok dirinya. Misalnya, out-group bagi Putri adalah kelas selain kelas 1A, yaitu kelas 1B dan 1C.
2) Kelompok primer dan sekunder
Menurut Cooley, kelompok primer adalah kelompok kecil yang anggota-anggotanya memiliki hubungan dekat, personal, dan langgeng. Contoh paling jelas adalah keluarga.
Kelompok sekunder adalah kelompok yang lebih besar, bersifat sementara, dibentuk untuk tujuan tertentu, dan hubungan-hubungan antaranggota bersifat impersonal sehingga biasanya tidak langgeng. Misalnya, kesebelasan sepakbola.
3) Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesselschaft)
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya terikat oleh hubungan batin murni dan bersifat alamiah serta kekal. Hubungannya didasari oleh rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang telah ditakdirkan. Bentuk paguyuban bisa ditemui dalam keluarga, kelompok, kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya. Paguyuban mempunyai ciri-ciri hubungan akrab, bersifat pribadi, dan eksklusif (hanya orang tertentu).
Menurut Ferdinand Tonnies, di masyarakat selalu dijumpai salah satu dari tiga tipe paguyuban, yaitu sebagai berikut.
a) Paguyuban karena ikatan darah, seperti keluarga, kekerabatan, kesukuan, dan lain-lain.
b) Paguyuban karena tempat, seperti rukun tetangga, rukun warga, dan lain-lain.
c) Paguyuban karena pikiran, seperti pergerakan mahasiswa, partai politik, dan lain-lain.
Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya hanya untuk jangka waktu yang pendek. Hubungannya bersifat untuk semua orang. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk yang ada dalam pikiran belaka. Contoh patembayan adalah interaksi melalui internet.
4) Formal group dan informal group
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya. Contohnya birokrasi, perusahaan, negara, dan sebagainya.
Informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur yang pasti, terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang sehingga terjadi pertemuan kepentingan dan pengalaman. Contohnya klik (ikatan kelompok teman terdekat atau perkawanan).
5) Membership group dan Reference group
Membership group adalah suatu kelompok yang di dalamnya setiap orang secara fisik menjadi anggotanya.
Reference group adalah kelompok-kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang untuk membentuk kepribadian dan perilakunya.
b. Kelompok sosial yang tidak teratur
1) Kerumunan(crowd) adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat dan pada waktu yang bersamaan.
2) Publik adalah orang-orang yang berkumpul yang mempunyai kesamaan kepentingan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar