Devisa umum berasal dari...
a. devisa yang diberikan oleh pemerintah kepada koperasi
b. kredit yang di-B.E.-kan
c. overprice
d. hasil ekspor barang, penjualan jasa dan transfer
e. hasil impor barang.
Balance budget atau APBN seimbang artinya...
a. pengeluaran untuk impor dengan penerimaan berasal dari ekspor
b. penerimaan dalam negeri dengan pengeluaran rutin
c. pendapatan yang diterima dengan pengeluaran yang dibelanjakan
d. penerimaan dalam negeri dengan kredit luar negeri
e. pengeluaran rutin dengan pengeluaran untuk biaya pembangunan.
APBN digunakan oleh pemerintah untuk...
a. pedoman penerimaan dan pengeluaran negara untuk melaksanakan tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah
b. pedoman pelaksanaan pembelanjaan negara
c. mengetahui jumlah pasti penerimaan negara
d. mengetahui jumlah wajib pajak di Indonesia
e. pedoman pengawasan pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi komponen pendapatan nasional adalah...
a. konsumsi, pendapatan, dan pengeluaran
b. investasi, produksi, dan laba
c. konsumsi, tabungan, dan investasi
d. tabungan, pendapatan, dan pengeluaran
e. konsumsi, produksi, dan laba.
Metode perhitungan pendapatan nasional dengan jalan menjumlahkan produksi barang dan jasa selama satu tahun disebut...
a. metode pengeluaran
b. metode nilai tambah
c. metode produksi
d. metode pendapatan
e. metode barang dan jasa.
Kebijakan APBN seimbang bertujuan untuk...
a. mengurangi volume uang yang beredar
b. menyediakan kehidupan pokok rakyat dalam jumlah yang cukup
c. menekan laju inflasi
d. memperbesar tabungan pemerintah
e. tidak menggantungkan diri pada kredit luar negeri untuk pembiayaan pembangunan.
Kebijakan anggaran (kebijakan fiskal)
Garis besar kebijakan fiskal mempunyai dua aspek sebagai berikut:
a. Aspek kuantitatif, yaitu masalah yang berhubungan dengan jumlah uang yang harus ditarik dan dibelanjakan.
b. Aspek kualitatif, yaitu jenis-jenis pajak dan pembayaran-pembayaran subsidi.
Dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), asas yang biasa dipakai adalah sebagai berikut:
a. Asas seimbang. Asas seimbang adalah asas penyusunan APBN yang jumlah pendapatannya sama dengan jumlah pengeluaran. Oleh karena itu, tidak ada sisa anggaran maupun kekurangan anggaran.
b. Asas surplus. Asas surplus adalah asas penyusunan APBN bila jumlah pendapatannya (penerimaan) lebih besar daripada jumlah pengeluaran, sehingga terdapat sisa anggaran pembangunan. Adanya sisa anggaran tersebut merupakan indikasi bahwa terdapat kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan.
c. Asas defisit. Asas defisit adalah asas penyusunan APBN yang jumlah pengeluarannya lebih besar daripada pendapatan, sehingga terdapat kekurangan anggaran.
ilmu pengetahuan sekolah
Jumat, 17 Juni 2016
Keanekaragaman makhluk hidup
Keanekaragaman makhluk hidup terjadi, karena:
1. Pengaruh lingkungan. Lingkungan berpengaruh besar terhadap timbulnya keanekaragaman, contoh tumbuhan yang kena sinar matahari langsung dengan tumbuhan yang tidak kena sinar matahari langsung akan nampak perbedaannya, diantaranya yang jelas terlihat adalah warna hijau pada daun, perhatikan daun tanaman kupin gajah mana yang mempunyai warna daun yang lebih tua yang kena sinar matahari langsung atau tidak? Jawabnya, yang tidak kena sinar matahari langsung mempunyai warna hijau yang lebih tua.
2. Faktor sifat menurun yang dimiliki oleh makhluk hidup tersebut. Penurunan sifat menurun terhadap generasi selanjutnya terjadi melalui peristiwa perkembangbiakan (reproduksi).
1. Pengaruh lingkungan. Lingkungan berpengaruh besar terhadap timbulnya keanekaragaman, contoh tumbuhan yang kena sinar matahari langsung dengan tumbuhan yang tidak kena sinar matahari langsung akan nampak perbedaannya, diantaranya yang jelas terlihat adalah warna hijau pada daun, perhatikan daun tanaman kupin gajah mana yang mempunyai warna daun yang lebih tua yang kena sinar matahari langsung atau tidak? Jawabnya, yang tidak kena sinar matahari langsung mempunyai warna hijau yang lebih tua.
2. Faktor sifat menurun yang dimiliki oleh makhluk hidup tersebut. Penurunan sifat menurun terhadap generasi selanjutnya terjadi melalui peristiwa perkembangbiakan (reproduksi).
Keadaan awan
Keadaan awan juga mempengaruhi keadaan cuaca. Awan adalah titik-titik air yang halus dengan diameter 0,02-0,06 mm. Berdasarkan ketinggiannya, awan digolongkan menjadi sebagai berikut:
1) Awan rendah, adalah awan yang berada pada ketinggian kurang dari 1,6 km dari permukaan bumi.
2) Awan sedang, adalah awan yang berada pada ketinggian sekitar 3-6 km dari permukaan bumi.
3) Awan tinggi, adalah awan yang terbentuk pada ketinggian 8 km atau lebih dari permukaan bumi.
Berdasarkan bentuknya, awan dapat dibedakan menjadi tiga bagian besar, yaitu sebagai berikut:
1) Awan cirrus, adalah awan yang halus dan berserat dengan ketinggian 15 km.
2) Awan stratus, adalah awan yang berbentuk selimut berlapis terbentang.
3) Awan cumulus, adalah awan putih yang bergumpal dan bergerak, sering terlihat pada waktu sore hari.
1) Awan rendah, adalah awan yang berada pada ketinggian kurang dari 1,6 km dari permukaan bumi.
2) Awan sedang, adalah awan yang berada pada ketinggian sekitar 3-6 km dari permukaan bumi.
3) Awan tinggi, adalah awan yang terbentuk pada ketinggian 8 km atau lebih dari permukaan bumi.
Berdasarkan bentuknya, awan dapat dibedakan menjadi tiga bagian besar, yaitu sebagai berikut:
1) Awan cirrus, adalah awan yang halus dan berserat dengan ketinggian 15 km.
2) Awan stratus, adalah awan yang berbentuk selimut berlapis terbentang.
3) Awan cumulus, adalah awan putih yang bergumpal dan bergerak, sering terlihat pada waktu sore hari.
Kayu
Kayu yang berasal dari hutan berupa kayu batangan, kayu bakar, dan kayu untuk penyamak kulit. Jenis kayu yang dihasilkan hutan Indonesia antara lain:
1) Kayu jati, merupakan hasil hutan di daerah kapur yang tersebar di Jawa dan Buton.
2) Kayu cendana, yaitu kayu khas berbau wangi yang berguna untuk aneka kerajinan yang tersebar di Nusa Tenggara dan Bali.
3) Kayu pinus dan getahnya yang dihasilkan dari hutan yang tersebar di daerah Aceh.
4) Kayu meranti, kamfer, kayu besi, dan jenis kayu lainnya. Banyak dihasilkan dari hutan di Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
5) Kayu abasia dan sengon merupakan hasil hutan budi daya yang tersebar di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
6) Kayu bakau yang dihasilkan dari hutan bakau yang tersebar di sepanjang pantai utara Jawa dan pantai timur Sumatra.
7) Bambu yang merupakan hasil hutan homogen yang tersebar di Pulau Jawa dan Sulawesi Selatan.
1) Kayu jati, merupakan hasil hutan di daerah kapur yang tersebar di Jawa dan Buton.
2) Kayu cendana, yaitu kayu khas berbau wangi yang berguna untuk aneka kerajinan yang tersebar di Nusa Tenggara dan Bali.
3) Kayu pinus dan getahnya yang dihasilkan dari hutan yang tersebar di daerah Aceh.
4) Kayu meranti, kamfer, kayu besi, dan jenis kayu lainnya. Banyak dihasilkan dari hutan di Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
5) Kayu abasia dan sengon merupakan hasil hutan budi daya yang tersebar di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
6) Kayu bakau yang dihasilkan dari hutan bakau yang tersebar di sepanjang pantai utara Jawa dan pantai timur Sumatra.
7) Bambu yang merupakan hasil hutan homogen yang tersebar di Pulau Jawa dan Sulawesi Selatan.
Kata-kata positif
Kata-kata yang negatif tidak hanya akan mencemari pikiran kita dan menghancurkan motivasi kita sendiri, tetapi juga motivasi orang lain, dan bahkan mungkin juga motivasi beberapa generasi mendatang. Sebaliknya, apabila kita memilih kata-kata yang positif, maka kita akan dapat membersihkan, mendukung, dan memotivasi. Maka dari itu, tanyakan kepada diri anda sendiri, jenis lingkungan apa yang dapat anda ciptakan dengan kata-kata anda, untuk anda sendiri, dan untuk orang-orang yang ada di dalam kehidupan anda?
Bisakah anda bersikap lebih lembut terhadap diri anda sendiri? tidak keras terhadap diri anda sendiri? orang seringkali memiliki bakat dan prestasi yang hebat tetapi mereka memilih untuk meremehkan diri mereka sendiri dengan memfokuskan diri pada apa yang belum dicapainya atau belum dapat dikerjakannya. Apakah ini merupakan penghormatan terhadap potensi sebenarnya yang ada di dalam diri kita? apakah ini akan membersihkan atau mencemari motivasi kita?
Bisakah anda bersikap lebih lembut terhadap diri anda sendiri? tidak keras terhadap diri anda sendiri? orang seringkali memiliki bakat dan prestasi yang hebat tetapi mereka memilih untuk meremehkan diri mereka sendiri dengan memfokuskan diri pada apa yang belum dicapainya atau belum dapat dikerjakannya. Apakah ini merupakan penghormatan terhadap potensi sebenarnya yang ada di dalam diri kita? apakah ini akan membersihkan atau mencemari motivasi kita?
Kata serapan
Bahasa Indonesia banyak menyerap kata-kata asing. Kata-kata asing itu telah menjadi kata bahasa Indonesia. Oleh karena itu, dapatlah dikatakan bahwa kata serapan adalah kata bahasa Indonesia yang diserap dari kata-kata bahasa asing, termasuk di dalamnya kata-kata dari bahasa daerah Indonesia.
Adapun cara penyerapan tersebut dapat melalui:
1. Cara adopsi
Pemakaian bahasa mengambil bentuk dan makna kata-kata asing secara keseluruhan.
Misalnya: serdadu, supermarket, hot dog, dan sebagainya.
2. Cara adaptasi
Pemakaian bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.
Misalnya: machine – mesin, central – sentral, cadev – kado.
3. Cara terjemahan
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam bahasa Indonesia.
Misalnya: overlap – tumpang tindih, try out – uji coba.
4. Cara kreasi
Pamakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa sumbernya, kemudian ia mencari padanannya dalam bahasa Indonesia. Meskipun sekilas mirip terjemahan, namun cara terakhir ini memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut fisik yang mirip seperti aslinya ditulis dalam dua kata atau tiga kata, sedangkan bahasa Indonesia-nya hanya satu kata atau sebaliknya.
Misalnya: effective – hasil guna, spareparts – suku cadang, shuttle – ulang alik.
Adapun cara penyerapan tersebut dapat melalui:
1. Cara adopsi
Pemakaian bahasa mengambil bentuk dan makna kata-kata asing secara keseluruhan.
Misalnya: serdadu, supermarket, hot dog, dan sebagainya.
2. Cara adaptasi
Pemakaian bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.
Misalnya: machine – mesin, central – sentral, cadev – kado.
3. Cara terjemahan
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam bahasa Indonesia.
Misalnya: overlap – tumpang tindih, try out – uji coba.
4. Cara kreasi
Pamakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa sumbernya, kemudian ia mencari padanannya dalam bahasa Indonesia. Meskipun sekilas mirip terjemahan, namun cara terakhir ini memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut fisik yang mirip seperti aslinya ditulis dalam dua kata atau tiga kata, sedangkan bahasa Indonesia-nya hanya satu kata atau sebaliknya.
Misalnya: effective – hasil guna, spareparts – suku cadang, shuttle – ulang alik.
Kata penghubung akan tetapi, namun, dan sebaliknya
Kata ‘akan tetapi’, ‘namun’, dan ‘sebaliknya’ merupakan konjungsi antarkalimat. Konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Konjungsi antarkalimat selalu memulai suatu kalimat yang baru. Konjungsi antarkalimat ditulis dengan huruf pertama huruf kapital dan di belakangnya diberi tanda koma. Konjungsi antarkalimat ‘akan tetapi’ dan ‘namun’ menunjukkan hubungan pertentangan. Konjungsi antarkalimat ‘sebaliknya’ menunjukkan hubungan kebalikan dari pernyataan sebelumnya.
Di dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa konjungsi antarkalimat sebagai berikut:
1. biarpun demikian, biarpun begitu, sekalipun demikian, sekalipun begitu, walaupun begitu, walaupun demikian, meskipun demikian, meskipun begitu
2. kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya
3. tambahan pula, lagi pula, selain itu
4. sebaliknya
5. sesungguhnya, bahwasanya
6. malah(an), bahkan
7. namun, akan tetapi
8. kecuali itu
9. dengan demikian
10. oleh karena itu, oleh sebab itu
11. sebelum itu.
Di dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa konjungsi antarkalimat sebagai berikut:
1. biarpun demikian, biarpun begitu, sekalipun demikian, sekalipun begitu, walaupun begitu, walaupun demikian, meskipun demikian, meskipun begitu
2. kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya
3. tambahan pula, lagi pula, selain itu
4. sebaliknya
5. sesungguhnya, bahwasanya
6. malah(an), bahkan
7. namun, akan tetapi
8. kecuali itu
9. dengan demikian
10. oleh karena itu, oleh sebab itu
11. sebelum itu.
Langganan:
Postingan (Atom)